PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dikabarkan bakal membeli saham dan berinvestasi di Gojek, salah satu aplikasi layanan on demand ride hailing terbesar di Indonesia. Namun, perusahaan halo halo tersebut masih enggan berkomentar. "Untuk aksi korporasi khususnya terkait dengan merger and acquisition, sebagai perusahaan publik Telkom terikat pada non disclosure agreement (NDA) dengan pihak pihak terkait. Karenanya sepanjang belum ada kesepakatan dari pihak pihak yang terlibat, TLKM tidak dapat memberikan informasi apapun ke publik," kata Vice President Corporate Communication TLKM, Arif Prabowo kepada Kontan.co.id, Rabu (16/9). Pihaknya melanjutkan, seiring dengan transformasi bisnis perusahaan untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital, TLKM tetap terus menjajaki segala peluang bisnis yang sejalan dengan arah transformasi untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan serta fokus pada bisnis digital connectivity, digital platform dan digital services.
Tak hanya itu, Arif bilang, jika upaya pengembangan kompetensi perusahaan khususnya pada lini digital platform dan digital services, dilakukan dengan berbagai cara. "Jadi tidak hanya dilakukan melalui skema pengembangan sumber daya yang sudah ada (build), namun juga melalui skema kemitraan (borrow) ataupun memanfaatkan sumber daya eksternal (buy) yang dapat dilakukan baik dengan berbagai start up, unicorn maupun decacorn sekalipun," sambung dia. Sementara itu, melansir Kompas.com, Direktur Keuangan TLKM, Heri Supriadi mengatakan, pandemi virus corona ini justru menjadi momentum akselerasi digitalisasi.
Sampai semester I 2020, TLKM telah menggunakan dana belanja modal sebesar Rp 12 triliun. Dari jumlah itu sekitar 40% dialokasikan untuk memperkuat pengembangan bisnis mobile. Dan 30% untuk meningkatkan kapasitas layanan dan jumlah pelanggan fixed broadband IndiHome. Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: