Marketplace Blibli.com mencatat pertumbuhan produk non makanan dan kesehatan selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Di antaranya, komputer dan laptop, elektronik, home & living, dan produk ponsel serta tablet. Executive Vice President of Consumer Electronic Category Blibli Wisnu Iskandar mengatakan, keempat kategori produk tersebut menyediakan berbagai pilihan produk yang banyak digunakan untuk mengisi aktivitas sehari hari di rumah.

Blibli mencatat permintaan komputer & laptop meningkat dua kali lipat dibanding normal, termasuk gaming laptop, kedua peralatan elektronik meningkat tiga kali lipat terutama produk microwave dan oven. Ketiga home & living tumbuh empat kali lipat untuk melengkapi perlengkapan dapur, dan keempat handphone & tablet permintaan pembeli naik sampai tiga kali lipat. "Di situasi saat ini seluruh masyarakat tentunya terus mengikuti imbauan untuk tetap berdiam dan beraktivitas dari rumah. Produk tersebut sangat efektif meningkatkan produktivitas bekerja dari rumah dan belajar dari rumah," tuturnya, Jumat (15/5/2020).

Blibli melihat tren pertumbuhan positif terkait perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja yang mulai berpindah ke platform e commerce yang sebelumnya ragu untuk bertransaksi secara online. "Marketplace menjamin produk dengan kualitas terdepan, fasilitas gratis ongkir, kemudahan pembayaran, dan juga menjaga keamanan data dalam sistemnya," terangnya. Sebelumnya, Plt. Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kemenkop UKM, Herustiati mengatakan pemerintah menyadari adanya perubahan perilaku konsumsi masyarakat akibat adanya kebijakan stay at home.

Kebijakan itu membuat pola belanja konvensional berubah ke pola berbelanja secara online. “Saatnya pelaku UMKM agar secara serius melakukan transformasi bisnis dari konvensional ke online. Itu demi keberlangsungan bisnis di tengah kondisi pandemi virus Corona (Covid 19),” katanya dalam webinar dengan tema Brick To Click Tetap Eksis di Masa Krisis, di Jakarta. “Ini juga menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pelaku UMKM dalam memasarkan produknya," tambahnya.

Webinar ini menyasar kepada para pelaku UMKM yang terkena dampak pandemi Covid 19, agar mampu melakukan penyesuaian akses layanan jual secara online. Sementara Kementerian Koperasi dan UKM bersinergi dengan berbagai pihak untuk mendampingi para pelaku UMKM migrasi ke digital bisnis. Saat ini ada banyak platform e comercial di Indonesia yang bisa dimanfaatkan untu memasarkan produk seperti marketplace, web business, social media, dan point of sale.

Adapun financial technologi (Fintech) untuk mengembangkan akses jaringan usaha dan memudahkan melakukan pelayanan usaha yang dijalankannya. "Walaupun pelaku UMKM berusaha ditempat usahanya (From Brick) dapat melakukan penjualan secara online (to Click) kepada masyarakat sehingga pelaku UMKM tetap bertahan berusaha pada saat pandemi Covid 19 ini," kata Herustiati. UMKM sebagai kontributor terbesar dalam PDB Indonesia akan memberi dampak signifikan pada kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *