Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) memberikan bantuan dana darurat 2,3 juta dolar AS atau sekitar Rp 36 miliar kepada Indonesia. Dana tersebut dikucurkan untuk memerangi penyebaran virus corona atau Covid 19 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, Kantor Staf Presiden (KSP), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia. “Selama lebih dari 50 tahun, kami telah bermitra dengan Pemerintah Indonesia melalui USAID dan US. Centers for Disease Control and Prevention untuk permasalahan kesehatan mendesak, termasuk penyakit menular,” ujar Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar Amerika Serikat Heather Variava dalam keterangan, Jumat (10/4/2020).
“Saat Pemerintah Indonesia bergabung dalam perang global melawan pandemi Covid 19, kami berkomitmen untuk memberikan tambahan dana darurat yang akan mendukung upaya pencegahan, deteksi, dan respons yang dilakukan Pemerintah Indonesia," tuturnya lagi. Pemerintah AS memberikan dana bantuan ini dari dana cadangan darurat USAID untuk penyakit menular melalui lembaga dan program multilateral yang dipimpin oleh mitra pelaksana USAID di masing masing negara. Bantuan untuk Indonesia itu dapat segera digunakan untuk memperkuat kapasitas laboratorium, mempercepat pengujian, dan meningkatkan pelacakan penyakit di tingkat komunitas.
Bantuan ini juga akan menunjang komunikasi risiko, memberikan informasi yang terverifikasi kepada publik, agar semua orang mendapatkan informasi cara melindungi diri sendiri dan orang lain. “Indonesia siap bekerja sama dan berkolaborasi dengan negara negara lain untuk mencegah penyebaran Covid 19, termasuk dengan Pemerintah AS yang mendukung kami menangani pandemi Covid 19,” kata Acep Somantri, Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia. Bantuan AS untuk Covid 19 di Indonesia menunjukkan hubungan kerja sama Kemitraan Strategis AS Indonesia.
Pemerintah AS berkomitmen untuk bekerja sama dengan negara negara mitra, termasuk Indonesia, dalam memerangi pandemi corona serta memastikan kesehatan bagi semua orang. Peningkatan jumlah kasus positif corona (Covid 19) di Indonesia masih terjadi. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menyampaikan pasienpositif corona di Indonesianaik menjadi3.512pasien,Jumat (10/4/2020).
Jumlahtersebut meningkat sebanyak 219orang dari jumlah yang dilaporkansebelumnya,Kamis (9/4/2020). Sementara itu,terdapat26 pasien postif corona yang meninggal dunia. Kini total kasus kematian akibat Covid 19 berjumlah306 pasien.
Kabar baiknya,terdapat30 pasien yang dinyatakan sembuh, sehingga total pasien sembuh bertambah menjadi282 orang. Hal itu Yuri sampaikan dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melaluikanal YouTube BNPB,Jumat sore. Dalam kesempatan tersebut, Yuri pun mengajak masyarakat untuk memutus rantai penularan virus corona.
Ia mengimbau masyarakat untuk patuh dan disiplin dalam menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menggunakan masker, tidak keluar rumah bila tidak mendesak, dantidak melakukan perjalanan kemana pun. Yuri juga kembali menekankan masyarakat untuk tidak mudik karena hal ini memiliki risiko penularan yang besar. Baik penularan yang terjadi saat perjalanan maupun penularan di kampung halaman.
"Insyaallah dengan upaya ini maka kita bisa mempercepat pandemi di tanah air kita, supaya kita bisa pulih seperti sediakala," kata Yuri. Menurut Yurianto, adanyakasus positif di tengah masyarakat menandakan masih adanya sumber penularan. Dengan demikian, ia menambahkan, mencari sumber penularan Covid 19 dan mengisolasinya adalah kunci pelaksanaan pengendalian penyakit ini.
Selain itu, kini pemerintah mulai mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah. Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona. "Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."
"Semua harus menggunakan masker," kata Yuri dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB,Minggu (5/3/2020). Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain. Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.
"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis. "Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya. Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.
Yurimenyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam. Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun. "Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita. "Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri. Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid 19.
Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya. "Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus menerus mendistribusikanAPD (Alat Pelindung Diri)agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi,"kata Yuri.